Angkringan Khas Jogja di Jakarta

Angkringan enak khas Jogja di wilayah Jakarta bisa menjadi pilihan saat rindu-rindungnya. Pilihan menunya beragam dari nasi kucing, nasi bakar, varian lauk dan jahe geprek.
Bagi mereka yang pernah tinggal di Jogja, ketika merantau ke kota lain pasti akan rindu dengan suasana angkringan. Setelah satu tahun merantau ke Jakarta, ya baru satu tahun meninggalkan Jogja yang telah menjadi rumah kedua bagi saya bahkan mayoritas perantau.
Saat mengetahui ada angkringan di Jakarta dengan cita rasa dan suasana ‘agak’ Jogja, kami pun segera merapat kesana.
Angkringan Gendhis Jawi

Angkringan Gendhis Jawi memiliki suasana di pinggir jalan raya dengan konsep gerobak angkringan. Letaknya di Jalan Asem V Nomor 9, Cipete Selatan.
Meski terbilang jauh dari pusat kota, akses menuju angkringan Gendhis Jawi sangatlah mudah. Kita bisa menggunakan transportasi MRT dengan rute Stasiun Lebak Bulus. Kita akan turun di Stasiun Haji Nawi dan keluar menuju Jalan Haji Nawi Raya.
Dari stasiun MRT, kita membutuhkan waktu berjalan kaki sekitar 5 menit menuju angkringan Gendis Jawi.
Angkringan ini hanya bisa menampung sekitar 10-12 orang saja. Semua duduk di bangku, tidak ada model lesehan. Sehingga jika kondisi angkringan sedang ramai, kita tidak bisa terlalu lama mengobrol disana.
Meski aksesnya terbilang sangat mudah, diharapkan tidak membawa kendaraan pribadi karena lokasi parkir yang sempit.
Menu Makanan dan Minuman
Dari segi makanan dan minuman, saya sangat merekomendasikan untuk datang kesini. Makanannya memang ala angkringan sesungguhnya.
Nasi kucing isi sambal teri, mendoan, pisang goreng, sate puyuh, sate usus, dan beberapa macam kerupuk dan keripik. Mereka juga menyediakan indomie dan roti bakar.
Porsi makanannya sangat nasi kucing banget. Rasanya enak dan bikin saya jadi makin terbayang-bayang dengan warung angkringan bawah jembatan yang biasa saya kunjungi saat pulang kerja di Yogyakarta.
Gorengan dan sate-satean yang ada di sini juga bisa dibakar lagi dan diberi kecap, agar disajikan lebih hangat dan lebih nikmat.
Sedangkan untuk menu minumnya, Angkringan Gendhis Jawi tidak hanya menyajikan teh manis atau es jeruk khas angkringan, tapi juga ada kopi jos dan es krampul!

Es krampul adalah es teh yang diberi potongan jeruk nipis, legit dan seger banget. Kopi jos adalah kopi yang dicemplungin arang panas. Karena satu dan lain hal, saya gak berani coba hahaha.
Kopi di Gendhis Jawi juga ada banyak macamnya, dan mereka giling semuanya sendiri. Mereka juga menyediakan kopi bir, campuran kopi dengan — tentunya — minuman beralkolhol. Rasanya seperti root beer, menurut mba penjual. Sayangnya kami gak coba minuman kopinya, tapi es krampulnya sih mantap !
Untuk harga memang sedikit lebih tinggi dari harga angkringan biasanya, tapi masih bisa dimaklumi. Saya menghabiskan 2 nasi kucing, 2 mendoan, 2 macam sate, 1 pisang goreng, dan 1 gelas es krampul, dengan total harga Rp 30.500,00.
Untuk makan malam komplit dan nikmat kayak gini di ibukota sih, worth it banget !

Kenapa Angkringan itu Istimewa?
Angkringan menjadi pilihan banyak orang untuk tempat ngobrol berjam-jam di malam hari, tempat janjian untuk ketemuan dengan teman, dan menyimpan banyak kenangan.
Setelah 10 tahun merantau di Jogja, sejak SMA hingga kerja, hari-hari saya ditemani oleh angkringan dan burjo. Apalagi saat kantong sedang mengempis dan stress saat kuliah.
Angkringan menjadi salah satu pilihan utama untuk salah satu menu makanan harian. Saya masih bisa menikmati 2 bungkus nasi teri, 2 buah mendoan, sate telur puyuh dan segelas teh manis panas. Di Jogja, bisa hanya merogoh kocek sekitar Rp 10.000 saja di tahun 2017 saat saya meninggalkan Jogja.
Setelah menikmati makan malam nikmat dan obrolan hangat bersama teman-teman, barulah kamu ngerasain esensi dari angkringan yang sesungguhnya.
Waktu saya di Yogya, saya dan teman-teman biasa ngangkring di warung angkringan berjam-jam, duduk melingkar di atas tikar di pinggir kali, di bawah sinar bulan. Suasana di Gendhis Jawi beda banget, karena kamu berada di pinggir jalan raya dengan pemandangan mobil-mobil yang terjebak macet.
Tapi, kalau kamu kangen berat sama angkringan dan nggak mau susah-susah ke Yogyakarta, kamu mesti ke sini !
Tulisan oleh Yolanda Frederica dan Lusia Arumingtyas
Leave a comment